Daftar Blog Saya

PENDIDIKAN


Oleh: DRS ADE SUHARTO
Berhadapan dengan peserta didik di lapangan, kita sebagai guru akan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Peserta didik memiliki latar belakang, motivasi, lingkungan, didikan, dan wawasan yang terlahir secara berbeda. Termasuk dalam segi kemampuan pun pasti berbeda. Suasana demikian, kita sebagai guru yang memiliki etos kerja tinggi dan sekaligus sebagai tugas kewajiban pokok, segala sesuatunya tentu berharap bisa mengatasi dan berupaya secara inisiatif mencari peluang dengan harapan ada celah untuk menuntaskan segala sesuatu masalah  sesuai dengan rencana. Guru merupakan tenaga professional tentunya kita perlu bekerja secara professional pula, yaitu diperlukan perencanaan matang dalam berbagai hal, agar hasilnya tergolong bisa epektif dan epesien serta menghasilkan lulusan anak didik yang bermoral, berkualitas dan bermutu.
                Perencanaan yang dimaksud termasuk menyusun bahan ajar, langkah yang paling tepat kita sebagai pasilotator tentu membutuhkan penyeleksian, penataan, dan penyesuaian dengan situasi dan kondisi tingkatan kemampuan siswa. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Dapat dikatakan juga bahwa Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Penekana dalam segi fungsi, bahan ajar berperan membantu agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar. Mudah dicermati oleh peserta didik, lebih terpola dan akan memiliki banyak membantu memberikan pencerahan pada siswa. Mengingat bahan ajar tersebut disusun oleh guru itu sendiri, selaras dengan kondisi siswa apa adanya, maka bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
                Wujud atau bentuk dari bahan ajar bisa dibilang cukup berpariatif, sesuai dengan peruntukkan dari bahan ajar  dalam situasi dan kondisi proses blajar mengajar yang akan diciptakan. Bisa berupa hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, atau wallchart. Tergantung juga pada sisi kemampuan materi yang tersedia, juga kemampuan guru itu sendiri dalam hal memberdayakan dari alat media itu sendiri hingga terasa epektif dan epesien sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Bila memungkinkan Bahan ajar bisa disusun menjadi berupa audio visual, seperti video/film, atau VCD; bahan ajar Audio, seperti radio, kaset, atau CD audio. Bisa berupa visual, berupa foto, gambar, modul/maket. Atau bisa berupa Multi Media, berupa CD inetraktif, computer based, dan internet.
                Perlu kita sadari dan dijadikan pertimbangan, bahwa secara umum pengalaman belajar yang bisa dijadikan alternatif sasaran langkah terhadap penguasaan bahan ajar, pada dasarnya bisa melalui enam jalur, yaitu:
          Apa yang kita LIHAT
          Apa yang kita DENGAR
          Apa yang kita KECAP
          Apa yang kita SENTUH
          Apa yang kita BAUI
          Apa yang kita LAKUKAN
Dari keenam jalur tersebut sekiranya berdasarkan pertimbangan pasilitator dalam hal ini guru, tentunya memungkinkan salah satu diantaranya bisa ditempuh dan bias kita manpaatkan sebagai bahan ajar. Kenapa tida kita kolaborasikan, sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan menjadi bahan ajar.
Persiapan bahan ajar yang matang, pada perinsipnya kita melakukan suatu perencanaan, dengan harapan pelaksanaan pembelajaran lebih terarah dan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebagai Abdi Negara, kita melaksana tugas, memiliki pedoman dan acuan serta target yang jelas. Terutama pedoman sebagai rel acuan pendidikan adalah tercapainya Tujuan Pendidikan nasional. Oleh karena itu, mustahil akan berhasil bila segala sesuatu kegiatan tidak dilandasi dengan perencanaan yang matang. Dan perlu kita sadari pula, sebagus apapun perencanaan yang kita persiapkan, tentunya kita membutuhkan suatu komitmen terhadap perencanaan yang kita susun dari senjak awal.